Rabu, 24 Februari 2016

Nama   : sri hartati
Nim     : A1C114011
Prodi   :pendidikan kimia

Pertanyaan:
     1.  Adisi klor dan klor pada reaksi.

Tentukan tetapan konformasi satabil dan tidak stabil serta suhu,pelarut,dan mekanismenya?






REAKSI ADISI
Reaksi adisi terjadi jika senyawa karbon yang mempunyai ikatan rangkap menerima atom atau gugus atom lain sehungga ikatan rangkap berubah menjadi ikatan tunggal. Ikatan rangkap merupakan ikatan tak jenuh, sedangkan ikatan tunggal merupakan ikatan jenuh. Jadi, reaksi adisi terjadi dari ikatan tak jenuh menjadi ikatan jenuh.

Reaksi adisi merupakan  reaksi penggabungan dua atau lebih molekul menjadi sebuah molekul yang lebih besar dengan disertai berkurangnya ikatan rangkap dari salah satu molekul yang bereaksi akibat adanya penggabungan. Biasanya satu molekul yang terlibat mempunyai ikatan rangkap. Contohnya reaksi adisi antara  etena dan gas klorin membentuk 1-2 dikloroetana

Dalam reaksi adisi, molekul senyawa yang mempunyai ikatan rangkap menyerap atom atau gugus atom sehingga ikatan rangkap berubah menjadi ikatan tunggal.



Mekanismenya reaksi adisi :
C = C → C- C
C ≡ C → C = C → C – C
Beberapa reaksi adisi
a.  Reaksi hidrogenasi alkana
R – CH = CH – R’ + H – H → R – CH2 – CH2 – R’
Contoh :
C2H5 – CH = CH – CH3 + H – H → C2H5 – CH – CH – CH3
2-pentena                                                       n-pentana


pertanyaan
bagaimana adisi pada alkena dapat bekerja tanpa memahami bagaiman sesungguh nya alkena?
Konformasi :  membayangkan /mengimajinasi bentuk molekul




                      

Rabu, 17 Februari 2016

TUGAS TERSTUKTUR


NAMA            :SRI  HARTATI
NIM                :A1C114011
PRODI            :PENDIDIKAN KIMIA (REGULER 2014)
Pertanyaan
1.      pada kondisi apa terjadi reaksi bersaing antara substitusi dan eliminasi pada substrat yang sekunder?
Jawaban:

 substrat sekunder akan terbentuk reaksi substitusi dan eliminasi jika jumlah relative dari kedua produk tersebut tergantung pada kekuatan basa dan keruahan nukleofil/basa.makin kuat dan meruah basa maka dapat terbentuk nya eliminasi.
dan sebalik nya makin lemah basa maka terbentuk substitusi
contoh nya: asam asetat pka=4,76 merupakan asam yg lebih kuat dari etanol pka=15,9
maka dapat kita disimpulkan bahwa asam asetat merupakan basa lemah maka akan terjadi reaksi substitusi dan sebalik nya etanol merupakan basa kuat dan terjadi eliminasi.
Produk eliminasi merupakan produk utama yang terbentuk dari 2-kloropropana dengan basa kuat ion etoksida, dimana tidak ada produk eliminasi yang terbentuk ketika menggunakan basa lemah ion asetat.
REAKSI ELIMINASI PADA ALKIL HALIDA



yang akan kita bahas pada blog ini adalah mengenai hal tentang mengapa pada energi awal SN2 lebih tinggi dari pada SN1, dan mengenai reaksi SN1 yang lebih rendah di banding SN2.


Dari diagram tersebut kita dapat membedakan bahwa dari reaksi SN2 dan SN1 lebih cepat bereaksi SN2 dengan demikian kita dapat menganalisanya terlebih dahulu.

§  Reaksi SN2 lebih cepat bereaksi dikarenakan dua reaktan dan substratnya saling bertumbukan yang dapat menyebabkan energi aktivasi pada reaksi SN1 yang tinggi dan halangan steriknya rendah.
R=k[a].[b]
§  Sedangkan pada reaksi SN1 reaksi antara reaktan dan substrat struktur molekul kompleks bertumbukan tidak sempurna,setelah bertumbukan di serang oleh nukleofil sehingga laju reaksi nya adalah
R=k.[a]


    A.   Reaksi Eliminasi
Reaksi eliminasi merupakan suatu jenis reaksi organik dimana dua substituen dilepaskan dari sebuah molekul baik dalam satu atau dua langkah mekanisme. Reaksi satu langkah disebut dengan reaksi E2, (elimination 2)sedangkan reaksi dua langkah disebut dengan reaksi E1 (elimination 1. E2 dan E1 menyatakan kinetika reaksi, yaitu berturut-turut bimolekulerdanunimolekuler.
contoh reaksi eliminasi:





Reaksi eliminasi merupakan kebalikan dari reaksi adisi. Ketika senyawa yang tereliminasi asimetris, maka regioselektivitas ditentukan oleh aturan Zaitsev.




Reaksi E2

 Reaksi E2 merupakan reaksi eliminasi bimolekuler. Reaksi ini hanya terdiri dari satu langkah mekanisme dimana ikatan karbon-hidrogen dan karbon-halogen terputus membentuk ikatan rangkap C=C. Reaksi E2 dilangsungkan oleh alkil halida primer dan sekunder. Reaksi ini hampir sama dengan reaksi SN2. Reaksi E2 secara khusus menggunakan basa kuat untuk menarik hidrogen asam dengan kuat. Perhatikan gambar berikut:

dari reaksi di atas suatu basa kuat digunakan untuk menarik hidrogen asam
Reaksi E1
 Reaksi E1 merupakan reaksi eliminasi unimolekuler. E1 terdiri dari dua langkah mekanisme yaitu ionisasi dan deprotonasi. Ionisasi adalah putusnya ikatan karbon-halogen membentuk intermediet karbokation. Reaksi E1 biasanya terjadi pada alkil halida tersier. Reaksi ini berlangsung tanpa kuat, melainkan dengan basa lemah (dalam suasana asam dan suhu tinggi). 
Perhatikan dua langkah reaksi E1 berikut ini:
Reaksi E1 dan SN2 memiliki kemiripan yakni sama-sama menggunakan intermediet karbokation.

Rabu, 10 Februari 2016

ALKIL HALIDA


Alkil halida adalah turunan hidrokarbon di mana satu atau lebih hidrogennya diganti dengan halogen. Tiap-tiap hidrogen dalam hidrokarbon potensil digantikan dengan halogen, bahkan ada senyawa hidrokarbon yang semua hidrogennya dapat diganti. Senyawa terfluorinasi sempurna yang dikenal sebagai fluorokarbon, cukup menarik karena kestabilannya pada suhu tinggi. Alkil halida juga terjadi di alam, meskpiun lebih banyak terjadi dalam organisme air laut daripada organisme air tawar.

A.     REAKSI ALKIL HALIDA

 Alkil halida paling banyak ditemui sebagai zat antara dalam sintesis. Mereka dengan mudah diubah ke dalam berbagai jenis senyawa lain, dan dapat diperoleh melalui banyak cara. Reaksi alkil halida yang banyak itu dapat dikelompokkan dalam dua kelompok, yaitu reaksi substitusi dan reaksi eliminasi. Dalam reaksi substitusi, halogen (X) diganti dengan beberapa gugus lain (Z).





Reaksi eliminasi melibatkan pelepasan HX, dan hasilnya adalah suatu alkena. Banyak sekali modifikasi terhadap reaksi ini, tergantung pada pereaksi yang digunakan.



   Substitusi Nukleofilik

   Suatu nukleofil (Z) menyerang alkil halida pada atom karbon hibrida-sp3 yang mengikat halogen (X), menyebabkan terusirnya halogen oleh nukleofil. Halogen yang terusir disebut gugus pergi. Nukleofil harus mengandung pasangan elektron  yang tadinya sebagai elektron ikatan. Ada dua persamaan umum yang dapat dituliskan:





Mekanisme Substitusi Nukleofilik

Pada dasarnya terdapat dua mekanisme reaksi substitusi nukleofilik. Mereka dilambangkan dengan SN2 adanya SN1. Bagian SN menunjukkan substitusi nukleofilik, sedangkan arti 1 dan 2 akan dijelaskan kemudian.
         Mekanisme SN2
Mekanisme SN2 adalah proses satu tahap yang dapat digambarkan sebagai berikut:






Nukleofil menyerang dari belakang ikatan C—X. Pada keadaan transisi, nukleofil dan gugus pergi berasosiasi dengan karbon di mana substitusi akan terjadi. Pada saat gugus pergi terlepas dengan membawa pasangan electron, nukleofil memberikan pasangan elektronnya untuk dijadikan pasangan elektron dengan karbon.
      Notasi 2 menyatakan bahwa reaksi adalah bimolekuler, yaitu nukleofil dan substrat terlibat dalam langkah penentu kecepatan reaksi dalam mekanisme reaksi.

Alkil halida bereaksi dengan nukleofil dan basa dan  terpolariasi pada ikatan karbon – halida menjadikan karbon elektrofilik. Nukleofil juga akan menggantikan posisi halida pada ikatan C-X dari berbagai alkil halida  (reaksi sebagai basa Lewis) Nukleofil yang basa Brønsted menghasilkan eliminasi seperti reaksi berikut ini





Agar dapat lebih memahami mengenai Reaksi Bersaing seperti di atas yang telah kita ketahui bahwa basa bronsted menghasilkan eliminasi. Itu kita harus memahami terlebih dahulu teori asam basa.
 
A.     TEORI  ASAM BASA
1.      Teori Asam basa lewis
·         Asam Lewis didefinisikan sebagai spesi yang menerima pasangan elektron.
·         Basa Lewis didefinisikan sebagai spesi yang memberikan pasangan elektron.
Sehingga H+ adalah asam Lewis, karena ia menerima pasangan elektron, sedangkan OH dan NH3 adalah basa Lewis, karena keduanya adalah penyumbang pasangan elektron. Yang menarik dalam definisi asam Lewis adalah, terdapat senyawa yang tidak memiliki hidrogen dapat bertindak sebagai asam.

c.       Teori Asam basa Arrhenius
·         Asam merupakan zat yang apabila dilarutkan dalam air dapat menghasilkan ion H+. Akibat kelebihan ion H+ maka air yang sudah ditambahkan zat asam disebut sebagai larutan asam.
·         Basa merupakan zat yang apabila dilarutkan dalam air dapat menghasilkan ion OH-. Akibat kelebihan ion OH- maka air yang sudah ditambahkan zat basa disebut sebagai larutan basa.
Contohnya: senyawa HCl bersifat asam karena dalam larutannya menghasilkan ion H+, sedangkan NaOH bersifat basa karena dalam larutannya melepaskan ion OH. Teori asam basa  Arrhenius ini berlaku jika dalam keadaan berikut.
d.      Teori Asam Basa Bronsted Lowry
·         asam didefinisikan sebagai senyawa yang jika terdisosiasi di dalam larutan akuatik membebaskan H+ (ion hidrogen).
·         Basa didefinisikan sebagai senyawa yang jika terdisosiasi dalam larutan akuatik membebaskan OH− (ion hidroksida)..


Senin, 01 Februari 2016

REAKSI-REAKSI KIMIA ORGANIK

Reaksi organik merupakan reaksi kimia yang melibatkan senyawa organik. Jenis reaksi organik yang akan kita bahas pada blog ini adalah mengenai reaksi ozonolisis, reaksi oksidasi, reaksi reduksi, halogenasi dan muatan formal

A.    Reaksi ozonolisis
Reaksi ozonolisis merupakan suatu reaksi pemutusan ikatan rangkap dari alkena maupun alkuna oleh oksigen dan menghasilkan dua jenis reaksi yakni aldehid dan keton.
Contoh 1
Ozonolisis dari alkena akan meng hasilkan keton apabila salah satu atom karbon tak jenuh memiliki dua substituen


Contoh 2
Ozonolisis dari oksidasi ikatan rangkap menghasilkan keton dan aldehid

B.     Reaksi oksidasi
Reaksi okadalah reaksi penambahan/pengikatan oksigen oleh suatu unsur atau

a.       Penambahan oksigen
4 Na(s) + O2(g) –> 2 Na2O(s)
b.      Kenaikan muatan forma             
Na(+) -----à Na(2+)
c.       Pelepasan elektron
Na2-----à2Na(+)+2e(-)

   
C.    Reaksi reduksi
Reduksi adalah peristiwa pelepasan oksigen (kebalikan dari reaksi oksidasi) 
a.       Pelepasan oksigen dari senyawa
2CuO(s)-----à2Cu(s) +O2(g)

b.      Berkurangnya muatan formal
Cu(2+)-----àCu(+)
c.       Peneriman elektron
   Cu2(+)+2e(-)-----àCu

D.    Reaksi halogenasi
Reaksi halogenasi adaalah reaksi yang terjadi pengikatan satu atau lebih atom halogen. Halogenasi di ambil dari kata halogen yaitu anggota golongan unsur yang sangat aktif, terdiri dari fluorin (f) bromin (Br), iodin (i), klorin(cl) dan asetin (At). Yang mempunyai sifat kimia sama. Sedangkan halogenasi tersebut merupakan prosesnya yaitu pemasukan halogen ke dalam senyawa organi. Halogenasi merupakan reaksi yang terjadi antara ikatan karbon-karbon rangkap (C=C) pada senyawa-senyawa alkena seperti etena dengan unsur-unsur halogen seperti Clorin, Bromin dan iodin
1). Klorinasi
a.  Reaksi dengan HCl
Contoh: 


2). Iodinasi
Ikatan yang terjadi antara C-I lebih lemah dibandingkan dengan C-Cl dan C-BR, sehingga reaksi iodinasi perlu senyawa lain sebagai media.
Contoh :


3). Flourinasi
a.   Gas flourin (F2)
Contoh :

4). Brominasi
Reagen yang digunakan bisa bromine, bromida, bromat dan garam alkali hipobromit. Br larut dalam air, namun untuk mendapatkan konsentrasi tinggi harus menggunakan pelarut KBr.




Contoh selanjutnya dari reaksi  CH3--CH3  +  Br2  ---àCH3-CH3-Br  + HBr
Terdapat 3 tahap mekanisme reaksinya yaitu:
a.    Tahap Inisiasi
Contoh : Br2 ---à Brᵒ + Br ᵒ
b.    Tahap Propagasi.
Contoh :
CH3-CH2-H  + Br ᵒ ---àCH3-CH2 ᵒ  + HBr
CH3-CH2 ᵒ  + Br2 ---à CH3-CH2-Br + Br ᵒ
d.      Tahap Terminasi
contoh
Brᵒ + Br ᵒ ---à Br2
CH3-CH2 ᵒ   + Br ᵒ ---à CH3-CH2-Br
CH3-CH2 ᵒ   + CH3-CH2 ᵒ   ---à CH3-CH2-CH2-CH3
Hᵒ +  Br ᵒ à HBr